TEMPO.CO, Beirut – Kelompok oposisi menyatakan kelompok gerilyawan Al-Qaeda dikabarkan merebut kendali atas kota Kristen bersejarah, Maaloula, dari pasukan pemerintah. The Syrian Observatory for Human Rights menyatakan pemberontak Islam garis keras, Front al-Nusra, menguasai wilayah itu sejak Sabtu malam.
Video yang di-posting di YouTube dalam beberapa hari terakhir menunjukkan pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah di kota kecil itu. Maaloula terletak kurang-lebih satu jam perjalanan dari Ibu Kota Damaskus.
“Kami membersihkan Maaloula dari semua anjing Assad dan semua preman!” teriak seorang komandan pemberontak, menghadap ke kamera dalam video yang di-posting online selama akhir pekan ini.
Selama ini, kaum Kristen memegang “kartu” dalam konflik Suriah karena, baik kubu pemerintah maupun oposisi, memperebutkan dukungan mereka. Tetapi beberapa kelompok Kristen takut Islam radikal menyusupi pemberontak. Mereka khawatir mengalami nasib yang sama seperti sejumlah orang Kristen selama perang di Irak, di mana militan menargetkan mereka dan mendorong banyak orang untuk meninggalkan negara itu.
Penganut Kristen di negara itu jumlahnya sekitar 10 persen dari populasi. Suriah diperintah oleh pemerintahan yang didominasi oleh kaum Alawi, salah satu cabang Syiah. Sedangkan kelompok oposisi sebagian besar berhaluan Sunni.
Badan-badan bantuan internasional mengatakan 2 juta warga Kristen Suriah sering menjadi sasaran untuk menarik simpati sekaligus dicurigai rezim Presiden Bashar al-Assad. Dua uskup telah diculik dan seorang pendeta terkenal dinyatakan hilang.
Antoinette Nassrallah, seorang Kristen dan pemilik sebuah kafe di Maaloula, mengatakan kepada CNN, tahun lalu, ia khawatir tentang keselamatannya. “Di Aleppo, banyak warga Kristen yang dibunuh dan gereja dihancurkan,” katanya. Banyak orang Kristen Suriah telah melarikan diri ke Libanon dan berlindung di biara-biara.
Sementara itu, situs Mail Online menyatakan kaum Kristen di Maaloula mengklaim pemberontak Suriah memerintahkan mereka untuk masuk Islam tak lama setelah mereka menguasai kota. Laporan ini menyulut kembali kekhawatiran tentang dukungan Barat untuk kelompok pemberontak, yang diduga disusupi oleh ekstremis Islam.
Salah seorang warga kota itu menyatakan banyak di antara pejuang pemberontak berjenggot dan meneriakkan yel-yel agamanya sebelum menyerang rumah warga Kristen dan gereja. “Mereka menembak dan membunuh orang-orang. Aku mendengar suara tembakan, kemudian aku melihat tiga mayat tergeletak di tengah jalan. Apakah Presiden Obama melihat apa yang telah menimpa kami?” katanya.
Warga lain menyatakan pemberontak yang menguasai lima desa memaksa warganya untuk masuk Islam. “Anda masuk Islam atau Anda akan dipenggal,” ujarnya menirukan.
Desa yang terletak 25 kilometer dari Damaskus ini adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana warganya masih menggunakan bahasa kuno, bahasa Aram–bahasa yang diucapkan oleh Yesus dan murid-muridnya.
CNN | MAIL ONLINE | TRIP B
YOUR COMMENT