TEMPO.CO, Brussel – Ada banyak bukti bahwa Presiden Bashar al-Asad berada di balik serangan senjata kimia di Damaskus, bulan lalu, 21 Agustus 2013. Demikian laporan Agence France-Presse mengutip keterangan sejumlah menteri pertahanan Uni Eropa, Jumat, 6 September 2013.
“Ada banyak petunjuk bahwa rezim menggunakan senjata (kiia),” tulis AFP mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Juozas Olekas.
Menteri-menteri pertahanan Uni Eropa bertemu di negara Baltik yang sekarang menjabat sebagai Presiden Uni Eropa sesuai dengan giliran.
Pada Rabu, 21 Agustus 2013, kelompok opisisi utama, Koalisi Nasional Suriah, mengatakan lebih dari 1.300 orang tewas akibat serangan senjata kimia di Ghoutta, pinggiran Damaskus.
“Akan tetapi, terjadi perbedaan pendapat di kalangan anggota Uni Eropa mengenai tindakan yang mesti mereka lakukan,” kata Olekas. Meskipun demikian, Olekas menambahkan, para menteri pertahanan mengutuk keras penggunaan senjata kimia dan harus ada yang bertanggung jawab.
Pejabat Uni Eropa lainnya yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, Prancis dan Denmark di antara yang paling vokal mendukung gempuran militer melawan rezim Assad, semenara Italia dan Spanyol bersikap ragu-ragu.
“Kendati begitu, tidak ada satupun yang mengutuk jika ada tindakan militer,” kata pejabat ini.
Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa juga membicarakan masalah Suriah di Vilnius pada Jumat, 6 September 2013. Selanujutnya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada Sabtu, 7 September 2013.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Topik Terhangat
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Penerimaan CPNS | Suriah Mencekam
Berita Terpopuler
Abraham Samad: Rudi Rubiandini Orang Serakah
Istri @benhan: Suami Diperlakukan Bak Perampok
Zaskia Gotik Putuskan Pertunangan dengan Vicky
Ahok: Tiada Ampun bagi Kopaja Ugal-ugalan
Hukuman Serda Ucok: 11 Tahun Bui dan Dipecat
YOUR COMMENT